Senin, 22 November 2010

PENINGKATAN KOMPONEN DALAM NEGERI PADA SISTEM TRANSPORTASI BIS

Sistem transportasi massal untuk daerah berpenduduk padat di Indonesia menjadi keniscayaan untuk segera diwujudkan. Pilihan transportasi bis sebagai alternatif transportasi massal  dianggap tepat dan merupakan salah satu produk industri otomotif yang akan dikembangkan menjadi prioritas.
 
Dalam rangka meningkatkan potensi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan daya saing pada industri nasional otomotif bis dan komponennya, Balai Mesin Perkakas, Perkakas, Teknik Produksi dan Otomasi (MEPPO) BPPT mengadakan Focus Group Discussion (FGD) di Puspitek, Serpong (9/11).

“Industri kendaraan bermotor Indonesia khususnya bis, memiliki potensi ekonomi yang tinggi dan merupakan salah satu industri prioritas dalam kebijakan industri nasional. Tetapi, sampai saat ini peran industri nasional paa industri otomotif bis masih belum optimal”, ungkap Kepala BPPT, Marzan Aziz Iskandar saat membuka diskusi.

Untuk menunjang optimalisasi potensi ekonomi industri nasional, kata Kepala BPPT, produktivitas dan efisiensi sistem produksi pada industri otomotif bis nasional dan kandungan lokal komponennya harus selalu ditingkatkan. “Dengan latar belakang pemikiran tersebut, tahun 2010 BPPT mempunyai program kegiatan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Produksi pada Industri Otomotif Bis dan Komponennya”.

Selanjutnya, Ia mengatakan pertemuan FGD ini merupakan langkah awal  untuk mengupayakan terwujudnya sistem inovasi nasional dalam kegiatan pengembangan teknologi produksi pada industri otomotif bis dan komponennya. “Melalui pertemuan diskusi ini diharapkan akan terbentuk kesepahaman komitmen bersama untuk menyatukan langkah dan saling bersinergi untuk menumbuhkan industri nasional dan meningkatkan TKDN pada industri otomotif khususnya”, ujar Marzan.

Melengkapi paparan Kepala BPPT sebelumnya, mengenai kemampuan dalam meningkatkan  TKDN,  Deputi Kepala Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR) BPPT, Iskendar menjelaskan bahwa harus dilihat dari berbagai aspek seperti  konstruksi, teknologi, dan konfigurasi. Aspek manakah nantinya yang paling tepat dan paling efisien dinilai dari berbagai sisi kenyamanan, ramah lingkungan dan didukung dengan kemampuan SDM, kemampuan fasilitas serta dukungan kebijakan.

“Dengan mengetahui aspek-aspek yang perlu diperhatikan dan komimen dari berbagai pihak, maka diharapkan kita dapat menguasai teknologi, meningkatkan produksi dalam negeri dan berujung pada petumbuhan ekonomi masyarakat serta memberikan kenyaman pada masyarakat  dengan bis yang merupakan produksi dalam negeri”, ucapnya.

FGD ini dihadiri oleh Moch Setiono dari Kementrian Perindustrian, Sohibul Imam anggota Komisi VII DPR, Dewanto Purnachandra dari Kementerian Perhubungan, I Gusti Suarnaya Sidemen DARI Kementerian ESDM, I Nyoman Sutantra ketua LPPM ITS, Pembantu Direktur Bidang Produksi dan Kerjasama Usaha Politeknik Manufaktur Negeri Bandung, M. Nurdin, Mardiannus Pramudya dari PT. INKA, Kabid Industri dan HRD Gakindo-KTB, Budi Prasetyo Susilo, dan Puryanto dari DPP Askarindo. (TKR/humas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar