Selasa, 07 Desember 2010

Pemerintah Diminta Amankan Pasar Dalam Negeri

Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Cendekiawan Islam Indonesia (ICMI) BJ Habibie meminta agar pasar dalam negeri diamankan demi barang produksi dalam negeri guna mendorong perekonomian yang lebih baik di masa depan.

"Penggerak utama industri manufaktur itu adalah pasar dalam negeri. berapa persen sih produk dalam negeri. Kalau semua masuk situ, semua bisa kerja, nggak perlu menganggur. Pasar dalam negeri diamankan untuk produk dalam negeri tanpa membedakan siapa pemiliknya," katanya dalam pidato di depan peserta pembukaan Muktamar ICMI ke-V di Bogor, Minggu (5/12).

Menurut Habibie, kebijakan yang membebaskan impor barang-barang manufaktur mengakibatkan hilangnya lapangan pekerjaan sehingga menambah pengangguran. Untuk itu, menurut mantan presiden ini,  diperlukan produk hukum untuk membantu meningkatkan daya saing manufaktur dan mengamankan pasar domestik untuk produk yang dihasilkan di dalam negeri. "Ini bukan proteksionisme tetapi untuk menciptakan lapangan kerja, dalam rangka memperbaiki neraca jam kerja.," katanya.

Ia menjelaskan, selama ini Indonesia sering "ditidurkan"  dengan konsep neraca pembayaran dan neraca perdagangan. Seolah-olah dengan neraca perdagangan dan neraca pembayaran yang positif hal itu sudah cukup. "Itu yang dinamakan ada skenario dari VOC," katanya.

Habibie mengatakan, neraca perdagangan yang positif saat ini karena ekspor sumber daya alam, namun hal ini tidak memberikan nilai tambah bagi sumber daya manusia Indonesia. Sementara impor Indonesia berupa barang industri manufaktur yang menyerap tenaga kerja.

Padahal, menurut dia, selain neraca perdagangan dan pembayaran, yang penting adalah neraca jam kerja. Indonesia hingga saat ini mengalami defisit dalam neraca jam kerja. Hal ini karena barang-barang impor Indonesia berupa barang manufaktur yang memberikan nilai tambah.

Ia mencontohkan impor mobil, sehingga Indonesia membiayai para pekerja mobil di luar negeri. "Mobil yang anda beli dari merek apa pun yang diimpor, anda bayar jam kerjanya di negara asal. Jadi kita nggak bisa(tidak boleh, red)  impor terus, kita tidak bakal naik-naik," katanya.

Untuk itu ia meminta agar segala industri manufaktur yang ada di Indonesia baik itu mikro, kecil, sedang maupun besar diperhatikan. "Jadi industri manufaktur obat, jamu, makanan, kerajinan, tekstil, tranportasi baik darat, laut udara, semua harus segera mendapat perhatian," katanya. (Ant/OL-04)BOGOR--MICOM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar