Selasa, 07 Desember 2010

Prospek industri manufaktur per sektor tahun 2010

Industri Elektronik
Industri elektronik memasuki akhir tahun 2009 berhasil memulihkan kembali penjualannya yang semula sempat anjlok di kwartal I dan II tahun 2009. Dengan menguatnya kembali Rupiah, maka harga barang elektronik menjadi lebih terjangkau masyarakat karena selama ini harga barang elektronik selalu dikaitkan dengan nilai tukar Rupiah terhadap US dollar. Ketika Rupiah hampir  menyentuh Rp. 12.000 di awal tahun 2009, penjualan elektronik menurun. Semenjak semester II rupiah menguat dan berdampak kepada harga barang elektronik yang mulai turun.

Meskipun persaingan dengan barang Cina makin ketat namun pada tahun 2009 penjualan produk elektronik dari industri elektronik  di Indonesia terutama perusahaan elektronik besar yang tergabung dalam Electronic Marketer Club (EMC), terus meningkat.  Realisasi omzet produk elektronik di pasar lokal sepanjang 2009 menembus Rp20,09 triliun atau tumbuh 11% dibandingkan dengan realisasi pada 2008 sebesar Rp18,1 triliun.

Pada tahun 2010 pasar barang elektronik diperkirakan akan meningkat sekitar 15%. Namun diperkirakan persaingan dengan produk Cina akan makin ketat karena dengan berlakunya AC-FTA broduk Cina akan makin leluasa bersaing dengan industri didalam negeri. Namun demikian dengan meningkatnya ekonomi nasional pasar  elektronik juga akan membesar sehingga masih ada cukup ruang bagi industri dlaam negeri yang didominasi oleh barang dengan merk dari Jepang dan Korea Selatan untuk melanjutkan dominasinya di pasar dalam negeri.

Industri semen
Memasuki tahun 2009 kalangan industri semen umumnya pesimis pasar semen akan jatuh dibandingkan tahun 2008. Menurut data Asosiasi Semen Indonesia  (ASI), konsumsi semen domestik semester I 2009 turun 7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun kondisi tahun 2009 ternyata tidak begitu buruk, untuk periode Januari sampai November 2009, penjualan semen sudah mencapai 34,6 juta ton, atau hanya 1,1% lebih rendah dari Januari - November 2008. Produksi semen nasional tahun ini 41 juta ton, lebih rendah dari 44 juta ton tahun 2008.

Namun semakin membaiknya perekonomian global dan Indonesia membawa kepada semakin baiknya pertumbuhan sektor riil dan konsumsi masyarakat. Pada akhir tahun 2009 sektor properti telah menggeliat kembali dengan mulai meningkatnya penjualan. Diperkirakan pembangunan  properti di tahun 2010 akan kembali meningkat demikian juga dengan pembangunan infrastruktur.

Tahun depan industri semen diperkirakan akan kembali tumbuh. Dengan meningkatnya permintaan maka pada tahun 2010  produksi semen diperkirakan akan tumbuh sebesar 5-6 % dibanding  produksi tahun 2009.

Industri tekstil dan sepatu
Industri tekstil dan sepatu diperkirakan masih akan terpuruk pada tahun 2010, meskipun ekonomi nasional terus tumbuh dan ekonomi dunia mulai membaik. Memasuki tahun 2010 industri tekstil dan sepatu menghadapi serangan gencar dipasar dalam negeri terutama dari produk Cina yang akan mulai mendapat pembebasan bea masuk sesuai dengan kesepakan  perdagangan bebasa ASEAN - Cina atau AC-AFTA.

Tanpa adanya AC-FTA industri tekstil dan sepatu Indonesia semenjak lima tahun terakhir sudah mulai terpuruk karena kemampuan bersaing yang rendah akibat mesin yang tua dan biaya tinggi didalam negeri. Mesin-mesin tua yang memerlukan peremajaan belum bisa dilakukan walaupun Pemerintah menawarkan insentif untuk restrukturisasi mesin tekstil. Semetara upah buruh di Indonesia tidak lagi bisa bersaing dibanding upah buruh di negara seperti Bangladesh, Vietnam atau Cina.

Pemerintah masih optimis dengan membaiknya pasar ekspor dan meningkatnya daya beli masyarakat industri tekstil dan barang kulit akan bisa tumbuh pada tahun 2010. Menurut perkiraan Pemerintah pertumbuhan industri tekstil, barang kulit, dan alas kaki akan mencapai 2,15%. Namun dikalangan industri tekstil, umumnya lebih pesimistis, mereka menganggap tidak turun saja sudah merupakan hal yang baik.

Bagi industri yang berorientasi ekspor maka tahun 2010 sebenarnya memberikan peluang lebih baik karena pasar ekspor utama seperti Amerika Serikat dan Eropa sudah mulai pulih.

Industri baja
Berdasarkan data Depperin, sepanjang tahun 2009 pertumbuhan industri logam dasar besi dan baja merosot ke titik terendah sepanjang 5 tahun terakhir  yaitu menjadi -7,19 % dibandingkan dengan kondisi 2008 yang masih tumbuh sebesar 1,3%. Kemerosotan itu merupakan dampak berantai krisis ekonomi dunia yang memangkas harga baja sekitar 55%-60%. Penurunan harga baja mulai kuartal IV/2008 menyebabkan industri ini mengalami kerugian cukup besar pada 2009. Sejumlah bahan baku yang ditimbun produsen sejak kuartal I/2008 dengan harga tinggi menjadi tidak menguntungkan mengingat harga jual produk jatuh ke titik terendah.

Pada tahun 2010 Industri baja diperkirakan masih akan tertekan baik untuk pasar ekspor maupun pasar domestik. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi perkembangan industri baja pada tahun 2010 adalah mulai berlakunya AC-FTA semenjak bulan Januari 2010.

Industri otomotif
Pada tahun 200 9 pasar otomotif ternyata tidak seburuk apa yang ditakutkan pada awal tahun ketika ekonomi dunia memasuki krisis finansial. Indonesia yang ekonominya masih mampu tumbuh diatas 4% pada tahun 2009 mampu menjadi pendorong bagi pemulihan pasar otomotif. Setelah pada semester I 2009 pasar otomotif menyurut, maka dengan membaiknya perekonomian maka semenjak kwartal III pasar otomotif telah tumbuh kembali walaupun masih berada dibawah pencapaian pada tahun 2008.

Menurut  Wakil Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Johnny Darmawan, pada waktu itu penjualan otomotif pada tahun 2009 diperkirakan akan menurun 30 persen dari pencapaian tahun 2008 atau hanya sekitar 420 ribu unit.  Namun nyatanya kondisi yang dicapai pada akhir tahun 2009 jauh lebih baik dari perkiraan semula. Sampai bulan Desember 2009 diperkirakan penjualan mobil mencapai 480 ribu unit atau hanya turun 20% dari tahun 2008.

Demikian juga pasar sepeda motor Pada tahun 2009 tidak terlalu merosot seperti yang diramalkan semula. Sampai bulan Desember 2009 penjualan sepeda motor telah mencapai 5,88 juta unit sedikit lebih rendah dibandingkan penjualan pada periode yang sama tahun 2008 yang mencapai 6,21 juta unit.

Kenaikan penjualan otomotif terutama terjadi pada kwartal III 2009, sejalan dengan perbaikan ekonomi nasional yang juga terjadi pada ekonomi dunia. Menurut kalangan industri mobil, prospek pasar mobil tahun 2010 sangat cerah. Tren penguatan rupiah dan turunnya  bunga kredit akan mendorong pasar mobil nasional. Dengan kondisi ekonomi yang tumbuh sekitar 5-6% maka diperkirakan penjualan mobil bisa mencapai 555.000 unit tahun 2010.

Pada tahun 2010, mobil multifungsi atau multi purpose vehicle (MPV) tetap akan menjadi mobil terlaris seperti tahun 2009.  Pada  tahun 2009 MPV yang laris adalah yang harganya antara Rp 101 juta sampai Rp 200 juta.

Untuk penjualan otomotif untuk roda dua pada tahun 2010 diperkirakan juga akan akan meningkat  kembali, dengan kisaran pertumbuhan 10 %. Tingkat pertumbuhan ini dinilai cukup memadai. Dengan tingkat pertumbuhan  tersebut maka penjualan sepeda motor  pada tahun 2010 diperkirakan akan bisa melampaui penjualan pada  tahun 2008 atau sekitar 6,3 juta unit

Outlook  industri manufaktur 2010

Indutri manufaktur pada tahun 2009 mengalami banyak hambatan, seperti pasar ekspor yang melemah, persaingan yang ketat di pasar domesti, harga bahan baku yang tinggi, infrastruktur yang tidak memadai. Akibatnya pada tiga kwartal pertama 2009 hampir semua sektor industri manufaktur merosot.

Baik industri yang berorientasi ekspor maupun pasar dalam negeri, mengalami penurunan kinerja. Termasuk diantaranya industri otomotif yang pada tahun 2008 merupakan sektor industri pengolahan dengan tingkat pertumbuhan PDB tertinggi. Pada tahun 2009 sektor ini menurun lebih dari 5% padahal pada tahun sebelumnya tumbuh hampir 10%. Hanya beberapa setor yang tetap tumbuh pesat yaitu sektor industri makanan dan minuman yang meningkat sekitar 15%.

Demikian juga kinerja ekspor sektor industri manufaktur terpuruk karena selama tiga kwartal pertama tahun 2009  turun hampir 20%.

Kondisi ini sebenarnya sudah diramalkan semenjak akhir tahun 2008 yang lalu, karena krisis finansial global memang sedang berlangsung. Akibatnya pasar ekspor terutama menurun drastis karena permintaan dinegara tujuan ekspor utama menurun drastis.

Memasuki kwartal IV, sejalan dengan mulai pulihnya ekonomi dunia maka industri manufaktur juga mulai bergairah kembali. Industri otomotif mampu memacu penjualan dalam tiga bulan terakhir sehingga total penjualan tahun 2009 melebihi perkiraan semula yaitu bisa mencapai 480 ribu unit atau turun 20% dari penjualan tahun 2008, padahal diperkirakan penjualan akan turun sampai 30% jika melihat perkembangan dalam paruh pertama 2009.  Demikian juga penjualan barang elektronika bisa kembali meningkat dalam tiga bulan terakhir sehingga secara keseluruhan penjualan tahun 2009 melebihi tahun 2009.

Sejalan dengan membaiknya ekonomi dunia pada kwartal III 2009, maka ekspor kebali meningkat. Berbaggai produk industri manufaktur juga mulai pulih dalam kwartal ke IV sehingga secara keseluruhan kinerja ekspor membaik dibandingkan tiga kwartal pertama 2009.

Diperkirakan dengan kecenderungan membaiknya ekonomi dunia maka sektor industri manufaktur akan tumbuh lebih baik pada tahun 2010 dibanding tahun 2009.

Pemberlakuan AC-FTA menjadi ancaman bagi beberapa sektor manufaktur kalau tidak diantispasi dengan baik oleh pelaku usaha di sektor itu dan oleh Pemerintah. Dengan keterpurukan yang sudah berlarut-larut pada industri baja, tekstil dan sepatu, maka tanpa penanganan yang benar dalam menjalankan pasar bebas industri tersebut bisa makin terpuruk.

Namun secara umum AC-FTA juga bisa membawa dampak positif kepada sektor industri manufaktur lainnya yang membutuhkan bahan baku impor dari Cina. Dengan harga bahan baku yang lebih murah maka produk hilir bisa ditekan harganya sehingga daya beli masyarakat makin besar. Pada gilirannya  hal ini akan berdampak positif kepada industri manufaktur pembuatnya.
Sebenarnya keterpurukkan industri bukan hanya setelah ACFTA diberlakukan, sebelumnya industri tekstil, sepatu, dan baja sudah mulai terpuruk karena kurang bsia bersaing dibandingkan negara produsen lainnya di Asia. Maka penanganan dampak negatif ACFTA bisa dihindari jika industri tersebut melakukan pembenahan.

Apabila pasar ekspor kembali sehat pada tahun 2010 dan pasar domestik masih bisa tumbuh positif karena daya beli masyarakat yang masih berkembang, maka pada tahun 2010 diperkirakan sektor industri manufaktur bisa tumbuh sekitar 5%.http://www.datacon.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar