Jumat, 19 November 2010

BPMIGAS Targetkan 30 Persen Penggunaan Komponen Jasa Dalam Negeri

JAKARTA – Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) terus mengusahakan agar pemanfaatan komponen dalam negeri pada industri hulu migas semakin meningkat. Tahun ini, BPMIGAS menargetkan penggunaan 30 persen komponen dalam negeri untuk seluruh belanja jasa yang digunakannya.

Demikian diutarakan Kepala BPMIGAS R. Priyono saat penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Corporate Sales dengan Garuda Indonesia di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (5/3). Hadir dalam penandatangan tersebut Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar dan perwakilan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).

Kerja sama ini menjadi salah satu bentuk implementasi upaya peningkatan komponen dalam negeri. MoU tersebut berjangka waktu dua tahun dengan nilai Rp 1 triliun dan akan melingkupi bidang pelayanan penumpang dan kargo.

Priyono menjelaskan, investasi industri hulu migas dari tahun ke tahun semakin meningkat. Tahun 2009, realisasi investasi mencapai US$ 10,87 miliar (sekitar Rp 10 triliun). Sedangkan berdasarkan program dan budget yang telah disetujui BPMIGAS, direncanakan pada tahun ini investasi akan mencapai US$ 15,9 Miliar (sekitar Rp 15 triliun).

Peningkatan investasi ini merupakan peluang tersendiri bagi perusahaan-perusahaan penunjang kegiatan migas, baik barang maupun jasa dalam negeri, termasuk perusahaan jasa layanan penerbangan untuk ikut memanfaatkan peluang yang ada.

Pangsa pasar jasa penerbangan di industri hulu migas cukup besar. Berdasarkan data BPMIGAS, nilai pengeluaran seluruh KKKS dalam penggunaan jasa penerbangan mencapai Rp 350 miliar pada 2007, Rp 385 miliar pada 2008, dan Rp 400 miliar di tahun 2009. Jumlah ini akan terus meningkat seiring bertambahnya kontraktor yang berinvestasi di Indonesia.

Selain dengan Garuda Indonesia, BPMIGAS telah menandatangani beberapa kerja sama untuk mendukung peningkatan pemanfaatan sumber daya nasional. Antara lain, kesepakatan bersama dengan PT. Dirgantara Indonesia untuk mengoptimalkan penggunaan pesawat terbang di industri hulu migas dan kesepakatan dengan Kementerian Riset dan Teknologi serta BPPT untuk memanfaatkan penguasaan teknologi nasional

BPMIGAS juga meningkatkan penggunaan fasilitas Bank BUMN untuk transaksi pembayaran KKKS dan penyimpanan dana abandoment dan site restoration termasuk terus mendayagunakan kapasitas BUMD, koperasi, dan pengusaha-pengusaha lokal di tingkat daerah sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan.

Dia mengatakan, langkah ini dilakukan agar industri strategis ini dapat memberikan manfaat yang lebih maksimal bagi kemakmuran rakyat. Sebagai pengawas dan pengendali kegiatan hulu migas, BPMIGAS ingin menjadi lokomotif penggerak aktivitas ekonomi Indonesia dengan mendukung dan menumbuhkembangkan kapasitas nasional agar mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar